RI-Rusia Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Teknologi hingga Pendidikan

1 day ago 14

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Selasa, April 15, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

RI-Rusia Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Teknologi hingga Pendidikan
RI-Rusia perkuat kerja sama strategis di bidang teknologi hingga pendidikan. (Dok. ANTARA)

PEWARTA.CO.ID - Indonesia dan Rusia membuka peluang besar untuk memperkuat kerja sama strategis lintas sektor, mulai dari teknologi, pariwisata, kesehatan, hingga pendidikan.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam forum bisnis bertajuk Plenary Session of Russia Indonesia Business Forum yang digelar di Jakarta pada Senin.

Airlangga menyatakan bahwa kolaborasi ini berpotensi menciptakan sinergi konkret yang mampu mendorong investasi nyata, terutama di sektor-sektor prioritas seperti energi terbarukan, manufaktur, dan teknologi.

“Pertemuan ini diharapkan juga akan menghasilkan kesepakatan awal yang memanfaatkan kekuatan kedua negara, membuka jalan bagi investasi nyata di bidang energi terbarukan, teknologi, dan manufaktur,” kata Airlangga dalam acara Forum Bisnis Indonesia-Rusia, di Jakarta, Senin.

Kegiatan ini mempertemukan lebih dari 30 perusahaan asal Rusia, termasuk para pelaku industri digital, makanan, hingga produsen alat berat.

Forum ini merupakan hasil kerja sama antara Roscongress Foundation, Roscongress International, dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

"Kerja sama antara Kadin Indonesia dan Roscongress Foundation menjadi kunci untuk menghadirkan solusi nyata sesuai kebutuhan pelaku bisnis kedua negara,” ujar Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga turut menyoroti pentingnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai daya tarik investasi sekaligus motor penggerak perekonomian nasional.

Ia menyebutkan bahwa saat ini pemerintah telah mengembangkan 25 KEK yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

"Pemerintah saat ini mengelola 25 KEK yang tersebar dari Aceh hingga Papua, mencakup 13 KEK Industri, 8 KEK Pariwisata, 3 KEK Digital, dan 1 KEK Aero Technic,” ujar dia pula.

Melalui pemberian insentif dan fasilitas khusus, KEK diharapkan mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru serta menarik minat investor domestik maupun asing.

Lebih lanjut, strategi hilirisasi industri juga menjadi salah satu pilar utama dalam upaya penguatan ekonomi.

Pemerintah tengah fokus mengembangkan sektor-sektor unggulan seperti nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, dan petrokimia guna menghasilkan nilai tambah dalam negeri dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Selain itu, transformasi digital juga menjadi agenda prioritas dalam pembangunan ekonomi masa depan.

Airlangga menyebutkan bahwa ekonomi digital Indonesia berpotensi tumbuh signifikan, bahkan diperkirakan mendekati angka 1 triliun dolar AS pada tahun 2030.

Pemerintah juga berupaya aktif dalam kerangka Digital Economy Framework Agreement (DEFA) untuk meningkatkan kontribusi ekonomi digital di kawasan ASEAN.

"Dengan adanya aturan progresif dalam kerangka Digital Economy Framework Agreement (DEFA), nilai kontribusi ekonomi digital ASEAN diperkirakan dapat meningkat dua kali lipat mencapai hingga 2 triliun dolar AS,” terang Airlangga.

Dari pihak Rusia, Deputi Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia, Denis Manturov, menyampaikan keinginannya untuk mempererat hubungan kerja sama dengan Indonesia di berbagai sektor strategis, khususnya di bidang pertanian dan energi.

“Untuk mendukung keberlanjutan kerja sama, perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) diharapkan dapat segera terwujud dan ditandatangani pada tahun ini,” kata DPM Manturov.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |