Hammad Hendra
Minggu, April 20, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi. (Dok. wildpixel) |
PEWARTA.CO.ID - Pernah merasakan mual, muntah, atau sakit perut usai menyantap makanan tertentu? Bisa jadi itu bukan sekadar gangguan pencernaan biasa.
Kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri yang tak terlihat.
Sejumlah kebiasaan sehari-hari tanpa disadari dapat membuka peluang masuknya bakteri berbahaya ke dalam makanan.
Mulai dari penyimpanan bahan makanan yang tidak tepat, kebersihan alat dapur yang diabaikan, hingga proses pengolahan yang tidak higienis semuanya bisa menjadi celah masuknya patogen penyebab penyakit.
6 bakteri berbahaya penyebab keracunan
Berikut adalah enam jenis bakteri yang sering menjadi biang kerok keracunan makanan dan cara pencegahan yang dapat Anda lakukan, sebagaimana dilansir dari Pafiwamlana.org.
1. Listeria: Musuh dalam produk susu dan daging olahan
Listeria monocytogenes adalah bakteri yang kerap ditemukan pada produk susu mentah (belum dipasteurisasi), sayuran dari tanah yang tercemar, daging olahan, dan makanan kaleng yang sudah rusak.
Infeksi bakteri ini bisa berdampak serius, terutama bagi ibu hamil, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah.
Gejalanya bisa menyerupai flu, namun dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih berat.
Untuk mencegahnya, penting untuk:
- Mengonsumsi produk susu yang telah dipasteurisasi
- Mencuci sayuran secara menyeluruh
- Menghindari makanan olahan yang tampak berlendir atau berbau tak sedap
2. Campylobacter: Sering bersembunyi di daging dan air tercemar
Campylobacter banyak ditemukan pada daging yang dimasak setengah matang, sayuran yang tidak dicuci bersih, serta susu dan air yang tercemar.
Infeksinya dapat menyebabkan diare, demam, nyeri otot, hingga gangguan pencernaan yang bertahan selama dua minggu.
Langkah pencegahannya meliputi:
- Memasak daging hingga benar-benar matang
- Selalu mencuci sayur dan buah sebelum dikonsumsi
- Mengonsumsi air minum yang telah disterilkan
3. Salmonella: Si pengganggu dari dapur yang kotor
Telur mentah, daging ayam, dan peralatan dapur yang jarang dibersihkan menjadi tempat favorit bagi bakteri Salmonella.
Jika masuk ke dalam tubuh, bakteri ini bisa menyebabkan gejala seperti demam tinggi, muntah, diare, dan nyeri perut.
Untuk mencegah infeksi:
- Pastikan makanan dimasak hingga matang sempurna
- Rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah memasak
- Membersihkan peralatan dapur secara rutin
4. E. Coli: Bahaya dalam daging setengah matang
Escherichia coli atau E. coli kerap ditemukan dalam daging sapi yang tidak dimasak dengan benar, sayuran yang belum dicuci, serta makanan yang terpapar tangan kotor.
Infeksi bakteri ini bisa memicu diare berdarah, kram perut parah, hingga komplikasi ginjal.
Cara menghindarinya antara lain:
- Hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang
- Selalu mencuci sayur dan buah
- Menjaga kebersihan tangan, terutama sebelum makan atau memasak
5. Shigella: Ancaman dari kontaminasi feses
Shigella adalah bakteri penyebab penyakit shigellosis, yang menyerang usus besar dan menyebabkan diare, demam, serta kram perut.
Berbeda dengan Salmonella, Shigella lebih sering menular melalui kontak langsung dengan kotoran manusia, baik melalui makanan, air, maupun tangan yang terkontaminasi.
Yang membuatnya lebih berbahaya adalah potensi resistensinya terhadap antibiotik, sehingga pencegahan adalah kunci.
Kutipan dari sumber:
“Yang lebih mengkhawatirkan, bakteri ini bisa resisten terhadap antibiotik, sehingga menjaga kebersihan dan sanitasi sangat penting untuk mencegah infeksi.”
6. Staphylococcus: Muncul dari makanan yang lama di suhu ruang
Bakteri Staphylococcus aureus tumbuh subur pada makanan yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang, seperti salad, produk susu, dan daging olahan.
Gejala yang ditimbulkan bisa muncul dalam hitungan jam, mulai dari mual, muntah, hingga diare.
Pencegahan yang bisa dilakukan:
- Segera simpan makanan dalam kulkas jika tidak langsung dikonsumsi
- Hindari menyimpan makanan di suhu ruang lebih dari dua jam
- Buang makanan yang berbau tidak sedap atau berubah tekstur
Keracunan makanan bukanlah hal sepele. Meski gejalanya bisa ringan, beberapa kasus dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama pada kelompok rentan.
Menjaga kebersihan dalam setiap tahap pengolahan makanan adalah langkah paling efektif untuk mencegah infeksi bakteri penyebab keracunan.
Mulai dari dapur yang bersih, tangan yang higienis, hingga makanan yang dimasak dengan baik semuanya berperan penting dalam menjaga kesehatan Anda dan keluarga.