Nimas Taurina
Senin, Juni 02, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Petugas keamanan pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengikuti apel pasukan pengamanan haji 2025 di Arafah, Provinsi Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025). (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Menjelang puncak ibadah haji tahun ini, Pemerintah Arab Saudi meningkatkan langkah-langkah pengamanan secara masif. Pemeriksaan visa di pintu masuk kota Makkah, patroli udara di wilayah gurun, hingga apel besar pasukan keamanan digelar demi memastikan ibadah haji berlangsung aman, tertib, dan hanya diikuti oleh jamaah resmi.
Sabtu (31/5/2025), antrean kendaraan mengular sekitar 50 meter di jalur menuju Makkah dari arah Jeddah. Kepadatan terjadi bukan karena kemacetan biasa, melainkan pemeriksaan visa secara ketat oleh otoritas keamanan Arab Saudi. Para pengendara, termasuk bus yang mengangkut jamaah haji dari berbagai negara, diminta menyiapkan visa sejak sebelum dihampiri petugas.
Dua petugas berseragam lengkap naik ke dalam bus untuk mengecek dokumen visa. Proses verifikasi dilakukan menyeluruh, ada yang memperlihatkan visa cetak, ada pula yang menunjukkan versi digital di ponsel. Meski begitu, proses pemeriksaan berlangsung cepat dan efisien, memakan waktu kurang dari 15 menit sebelum kendaraan diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Makkah.
Langkah ini adalah bagian dari kebijakan intensif yang dilakukan Kerajaan Arab Saudi untuk memberantas jamaah haji ilegal yang kerap menjadi sumber persoalan di musim haji.
Peningkatan razia ini tak lepas dari peristiwa tragis pada musim haji tahun lalu. Dari total 1.301 jamaah yang wafat, sebanyak 83 persen di antaranya diketahui tidak memiliki visa haji resmi. Mereka kelelahan, kekurangan fasilitas, dan terpapar panas ekstrem tanpa perlindungan yang memadai.
Sebagai antisipasi, tahun ini Arab Saudi menegaskan bahwa hanya pemilik visa haji resmi yang diizinkan menjalankan ibadah haji. Visa kunjungan, bisnis, atau ziarah dinyatakan tidak berlaku untuk masuk ke wilayah suci selama musim haji.
Razia tak hanya dilakukan di pintu masuk kota Makkah. Petugas keamanan juga aktif menyisir hotel, penginapan, bahkan wilayah-wilayah gurun yang diduga menjadi jalur masuk ilegal. Termasuk dengan dukungan teknologi modern seperti drone dan patroli udara.
Upaya memasuki Makkah secara ilegal juga dialami oleh sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI). Pada 27 Mei lalu, patroli udara Saudi menemukan tiga WNI di kawasan gurun wilayah Jumum, Makkah. Satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara dua lainnya berhasil diselamatkan dalam keadaan dehidrasi.
"Satu WNI atas nama SM ditemukan telah meninggal dunia, sementara dua WNI lainnya atas nama J dan S, berhasil diselamatkan," ujar Konsul Jenderal RI di Jeddah Yusron B Ambary, Minggu (1/6).
Menurut Yusron, ketiganya sempat dideportasi ke Jeddah setelah tertangkap dalam razia sebelumnya karena menggunakan visa non haji. Namun mereka nekat kembali ke Makkah menggunakan taksi gelap melalui jalur gurun.
"Dalam upayanya mencoba masuk kota Mekkah secara ilegal tersebut, ketiga WNI tiba-tiba dipaksa untuk turun di tengah gurun oleh supir taksi karena takut tertangkap patroli aparat keamanan Arab Saudi," kata dia.
SM ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sementara J dan S sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya kembali dipulangkan ke Jeddah.
Untuk memastikan kesiapan menghadapi puncak haji, Pemerintah Arab Saudi juga menggelar apel besar pasukan keamanan di Padang Arafah pada Sabtu malam (31/5). Ribuan personel dari berbagai satuan termasuk polisi, militer, tim medis, SAR, pemadam kebakaran hingga pasukan antiteror dikerahkan.
Apel ini digelar di lokasi utama puncak haji, yaitu Arafah, tempat dilaksanakannya wukuf pada Kamis, 5 Juni 2025. Dalam unjuk kekuatan ini, pasukan memamerkan simulasi pengamanan dari berbagai ancaman, termasuk serangan bom hingga pengejaran pelaku kejahatan di jalan raya.
Beberapa helikopter dan pesawat terbang ikut berpartisipasi dalam demonstrasi kemampuan, termasuk simulasi pendaratan di lokasi sempit. Personel juga menunjukkan keahlian individu seperti mengendarai dengan kecepatan tinggi, bergelantungan di kendaraan, dan mendaki bangunan tinggi dengan alat bantu.
Pasukan juga mendemonstrasikan bagaimana menangani potensi ledakan di gedung bertingkat dan teknik penangkapan pelaku kejahatan dalam skenario ekstrem.
Selain di Arafah, pengamanan juga difokuskan di wilayah Mina, Muzdalifah, dan Masjidil Haram. Pemeriksaan identitas jamaah dilakukan ketat dan berkala, termasuk patroli rutin di area perumahan hingga gurun.
Dengan sistem keamanan berlapis ini, Pemerintah Arab Saudi ingin memastikan bahwa seluruh jamaah haji tahun ini bisa menjalankan ibadahnya dengan tenang, nyaman, dan selamat.