Hammad Hendra
Minggu, Juni 01, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilsutrasi. Danantara Resmi Terjun ke Proyek Titan dan Dragon: ANTM di Ambang Peluang Strategis? (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Masuknya Danantara ke dalam dua megaproyek strategis, yakni Titan dan Dragon, langsung menarik perhatian pelaku pasar.
Kedua proyek ini merupakan fondasi utama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) nasional.
Dikaitkan dengan kabar ini, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dilaporkan mengalami lonjakan signifikan.
Banyak pihak bertanya-tanya, seberapa besar manfaat yang bisa diraih ANTM dari kolaborasi besar ini?
Danantara perkuat ekosistem kendaraan listrik nasional
Sejak 22 Mei 2025, tersiar kabar bahwa Danantara bergabung dalam dua proyek utama pengembangan baterai EV: Titan dan Dragon.
Kedua proyek ini berada di bawah naungan konsorsium besar yang melibatkan sejumlah BUMN dan mitra internasional.
Beberapa di antaranya adalah PT Indonesia Battery Corporation (IBC), ANTM, Pertamina, PLN, serta dua perusahaan raksasa asal Tiongkok, yakni Huayou dan CATL.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari upaya membangun kembali kepercayaan dan kelanjutan proyek, pasca mundurnya LG yang sebelumnya telah menyuntikkan dana sekitar 1,2 miliar dolar AS.
Kini, posisi LG digantikan oleh Huayou, yang menyatakan komitmennya dengan investasi senilai 8 miliar dolar AS untuk pembangunan pabrik sel baterai.
Peran strategis dan porsi kepemilikan
Danantara akan terlibat aktif dalam kedua proyek besar tersebut.
Di proyek Titan, pemerintah Indonesia melalui MIND ID diperkirakan akan memegang kendali mayoritas di sektor hulu dengan porsi sebesar 51%.
Sementara itu, dalam proyek Dragon, porsi awal kepemilikan Indonesia berada di kisaran 30%, yang masih terus dinegosiasikan agar bisa ditingkatkan.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia:
"Nantinya porsi Indonesia di perusahaan patungan proyek Titan bisa mencapai 51 persen di hulu. Lalu, untuk konsorsium proyek Dragon sebesar 30 persen. Namun, pemerintah lagi negosiasi agar bisa menjadi 40-50 persen karena Danantara akan masuk ke proyek tersebut.”
Dengan dukungan dana segar sebesar Rp50 triliun dari dividen bank-bank BUMN yang diterima Danantara pada April 2025, perusahaan ini dipandang memiliki posisi kuat untuk menyokong percepatan pengembangan sektor kendaraan listrik nasional.
Dampak bagi ANTM: Momentum emas?
Sebagai bagian dari konsorsium proyek Titan dan Dragon, ANTM diproyeksikan akan mendapat berbagai manfaat, terutama dari sisi pemrosesan nikel dan hilirisasi bahan baku baterai.
Dalam struktur perusahaan patungan proyek Dragon, ANTM diketahui menguasai 51% saham di sektor pertambangan.
Kehadiran Danantara juga dapat mempercepat implementasi proyek serta membuka pintu kolaborasi teknologi dan pembiayaan.
Hal ini diyakini akan menjadi katalis positif yang mendongkrak performa dan valuasi saham ANTM di masa depan.
Sekilas tentang Proyek Titan dan Dragon
Proyek Titan
Titan merupakan inisiatif pembangunan rantai pasok baterai EV dari hulu hingga hilir. Proyek ini meliputi:
- Pembangunan smelter menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL)
- Pabrik prekursor dan katoda
- Produksi sel baterai
- Fasilitas daur ulang baterai
Meskipun sempat tertunda dari target awal produksi di semester II/2024, proyek ini kini diteruskan oleh Huayou. Kapasitas produksi sel baterai ditargetkan bisa mencapai 20 gigawatt (GW).
Proyek Dragon
Proyek Dragon difokuskan pada perakitan baterai dan dijalankan oleh CATL melalui entitas anaknya, Ningbo Contemporary Burnp Legend Co. Ltd. Proyek ini akan membentuk tiga perusahaan patungan untuk:
- Eksplorasi dan penambangan nikel (hulu)
- Pengolahan nikel melalui smelter RKEF dan HPAL (midstream)
- Produksi bahan baku, perakitan sel baterai, serta fasilitas daur ulang (hilir)
Tahap awal produksi proyek ini dijadwalkan akan dimulai pada akhir tahun 2026, dengan rencana peningkatan kapasitas secara bertahap.
Menuju masa depan kendaraan listrik Indonesia
Keikutsertaan Danantara dalam proyek Titan dan Dragon diyakini akan memberikan suntikan energi baru bagi perkembangan ekosistem EV dalam negeri.
Tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di industri kendaraan listrik global, kolaborasi ini juga menjadi peluang emas bagi ANTM dan mitra lokal lainnya untuk mengambil peran dominan di sektor strategis ini.