Viral! RS Unhas Diduga Tolak Pasien Gawat Darurat, Manajemen Rumah Sakit Ungkap Kronologi Sebenarnya

16 hours ago 9

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Jumat, Mei 02, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Viral! RS Unhas Diduga Tolak Pasien Gawat Darurat
Video viral RS Unhas diduga menolak pasien gawat darurat. Manajemen RS beri klarifikasi. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Sebuah video yang menampilkan dugaan penolakan pasien gawat darurat di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas), Makassar, viral di media sosial dan memicu kegaduhan publik.

Dalam rekaman tersebut, seorang pria tampak mempertanyakan lambannya penanganan terhadap seorang pasien yang masih berada di dalam ambulans. Video ini pun langsung menyita perhatian warganet.

Namun, pihak RS Unhas segera angkat bicara. Melalui pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu, 30 April 2025, manajemen rumah sakit membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menegaskan tidak pernah menolak pasien, termasuk dalam kondisi gawat darurat.

“Khususnya bagi pasien dan keluarga yang selama ini mempercayakan pelayanan kesehatan kepada kami, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul,” tulis RS Unhas dalam keterangan resminya.

Pihak rumah sakit menjelaskan, pada saat kejadian, ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam kondisi penuh, dengan delapan pasien dirawat dan dua lainnya masih menunggu antrean.

Meski demikian, tenaga medis tetap melakukan pemeriksaan awal di atas ambulans untuk menilai kondisi pasien.

“Prioritas utama tetap diberikan kepada pasien dengan kondisi yang paling gawat dan membutuhkan penanganan segera,” lanjut pernyataan tersebut.

Kronologi kejadian versi RS Unhas

Insiden tersebut terjadi pada Senin malam, 28 April 2025, sekitar pukul 21.30 WITA. Seorang pasien pria berusia 66 tahun dibawa ke IGD menggunakan ambulans. Petugas keamanan langsung memanggil perawat untuk melakukan pemeriksaan awal di atas ambulans.

Perawat kemudian memanggil dokter jaga, yang diidentifikasi sebagai Dokter S, untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan. Dokter S menemukan pasien dalam kondisi lemah, tidak sepenuhnya sadar, namun masih memberikan respons saat dipanggil. Riwayat medis pasien dan keluhan saat itu juga disampaikan oleh keluarga kepada dokter.

Dokter menyimpulkan bahwa pasien memang memerlukan penanganan segera. Namun karena IGD dalam kondisi penuh, pasien harus menunggu bersama dua pasien lain yang telah lebih dulu mengantre.

Selama proses pemeriksaan, seorang pria yang diduga anggota keluarga pasien merekam situasi tanpa izin, dan terlibat adu argumen dengan petugas. Video inilah yang kemudian tersebar luas di media sosial dan memicu kesimpangsiuran informasi.

Sekitar satu jam setelah kejadian, tempat tidur di IGD akhirnya tersedia. Pasien pun langsung dimasukkan untuk mendapatkan penanganan medis.

Hasil laboratorium diperoleh menjelang tengah malam, dan pasien kemudian dikonsultasikan ke bagian Penyakit Dalam. Sekitar pukul 02.00 WITA, pasien dipindahkan ke kamar rawat inap untuk perawatan lanjutan.

Terkait penyebaran video yang telah menimbulkan kesalahpahaman, RS Unhas mengingatkan pentingnya menjaga privasi pasien dan menghormati prosedur medis.

“Bagi pihak-pihak yang berupaya untuk mencemarkan nama baik rumah sakit kami, maka kami tidak akan segan untuk menempuh upaya hukum,” tegas manajemen RS Unhas.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |