Leher Bengkok karena Kecanduan Ponsel, Pemuda Alami Sindrom Kepala Terjatuh

1 day ago 10

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Selasa, Mei 27, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Leher Bengkok karena Kecanduan Ponsel, Pemuda Alami Sindrom Kepala Terjatuh
Leher bengkok karena kecanduan ponsel, pemuda alami sindrom kepala terjatuh. (Dok. odditycentral)

PEWARTA.CO.ID - Kecanduan ponsel tak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat menimbulkan kerusakan fisik yang serius.

Seorang pemuda berusia 25 tahun dari Jepang menjadi bukti nyata akan bahaya tersebut setelah mengalami kondisi langka akibat kebiasaan menunduk menatap layar ponsel terlalu lama.

Kondisinya dikenal sebagai sindrom kepala terjatuh atau dropped head syndrome, yang biasanya dikaitkan dengan gangguan neuromuskular.

Namun, dalam kasus ini, gangguan tersebut dipicu oleh kelainan struktur tulang belakang yang disebabkan posisi leher yang tidak alami dalam waktu panjang.

Kebiasaan bermain ponsel berujung cedera serius

Dikutip dari odditycentral, laporan medis yang diterbitkan dalam JOS Case Reports menjelaskan bahwa pemuda tersebut mengalami kesulitan mengangkat kepalanya sendiri.

Hal ini disebabkan oleh kebiasaan bermain ponsel dalam posisi menunduk selama berjam-jam setiap harinya, yang memicu terbentuknya benjolan besar di belakang lehernya.

Kondisi tersebut menyebabkan otot-otot lehernya kehilangan kekuatan, disertai rasa nyeri hebat dan kesulitan saat menelan makanan.

Akibatnya, berat badannya menurun drastis.

Dampak psikologis memicu pola hidup tak sehat

Sebelum mengalami kelainan fisik, pemuda yang identitasnya tidak diungkap itu dikenal sebagai anak yang aktif.

Namun, segalanya berubah ketika ia menjadi korban perundungan saat remaja hingga memutuskan berhenti sekolah.

Sejak itu, ia menarik diri dari lingkungan sosial dan menghabiskan hampir seluruh waktunya di dalam kamar, terpaku pada ponselnya.

Pola hidup yang tertutup dan posisi tubuh yang buruk selama bertahun-tahun menyebabkan tulang belakang bagian lehernya mengalami perubahan struktur.

Pemeriksaan medis menunjukkan adanya distorsi dan dislokasi tulang leher, serta jaringan parut akibat peregangan berlebihan.

Upaya pengobatan dan prosedur operasi

Awalnya, dokter mencoba mengatasi kondisi ini dengan menggunakan penyangga leher.

Namun, pendekatan tersebut gagal karena pasien merasakan mati rasa. Akhirnya, tim medis memilih jalur operasi sebagai solusi terbaik.

Mereka melakukan prosedur pembedahan dengan mengangkat sebagian tulang leher yang rusak dan jaringan parut.

Selanjutnya, dokter menanamkan sekrup serta batang logam guna menopang dan mengembalikan postur kepala serta leher ke posisi normal.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |