Nimas Taurina
Selasa, Mei 27, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi - Harga minyak dunia hari ini. (Dok. Liputan6.com). |
PEWARTA.CO.ID - Harga minyak mentah dunia melonjak di awal pekan ini, menyusul keputusan mengejutkan dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memilih untuk memperpanjang batas waktu negosiasi tarif dengan Uni Eropa. Langkah ini langsung disambut pasar dengan optimisme, mengurangi kekhawatiran akan ketegangan dagang yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.
Harga minyak Brent naik sebesar 37 sen atau sekitar 0,6 persen, sehingga berada di level USD 65,15 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, juga naik 34 sen (0,6 persen) menjadi USD 61,87 per barel.
Analis komoditas dari IG, Tony Sycamore, menjelaskan bahwa pasar langsung merespons kabar baik ini. "Harga minyak mentah dan saham berjangka AS naik pagi ini setelah Presiden AS Trump memperpanjang batas waktu," ujar Sycamore.
Keputusan Trump ini terkait dengan negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa. Mantan presiden AS tersebut memberikan tambahan waktu hingga 9 Juli, setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa blok Eropa membutuhkan waktu tambahan untuk mencapai titik temu dalam perundingan.
Langkah ini dianggap strategis untuk menghindari konflik dagang yang bisa memperlambat aktivitas ekonomi dan memangkas permintaan energi global, terutama minyak mentah.
Tony Sycamore juga menambahkan bahwa isu tarif serta ketidakpastian fiskal akan menjadi faktor penentu utama dalam pergerakan harga minyak dalam beberapa hari ke depan. Berita seputar kebijakan dagang memang kerap menjadi faktor "liar" yang membuat pasar tidak stabil, terutama untuk komoditas seperti minyak.
Kenaikan harga minyak tidak hanya dipengaruhi oleh negosiasi dagang. Pasar juga mendapatkan dorongan dari lambatnya kemajuan perundingan nuklir antara AS dan Iran, yang mengurangi kekhawatiran bahwa minyak mentah Iran akan kembali membanjiri pasar.
Selain itu, para investor juga mulai menutup posisi menjelang libur panjang Memorial Day di AS, yang biasanya ditandai dengan meningkatnya permintaan bahan bakar karena tingginya aktivitas perjalanan.
Harga minyak juga mendapat dukungan dari laporan Baker Hughes, perusahaan jasa energi, yang mencatat penurunan signifikan dalam jumlah rig minyak aktif di AS. Dalam laporan mingguannya, jumlah rig berkurang sebanyak 8 unit menjadi 465, level terendah sejak November 2021.
Penurunan ini menunjukkan bahwa produsen minyak AS mulai menahan diri dari eksplorasi baru, sebagai respons terhadap tekanan harga yang tidak stabil dalam beberapa bulan terakhir.