6 Korban Selamat Longsor Gunung Kuda Cirebon Dirawat di Rumah Sakit, Berikut Identitas Lengkapnya

Perkecil teks Perbesar teks

6 Korban selamat longsor Gunung Kuda Cirebon dirawat di rumah sakit, berikut identitas lengkapnya. (Dok. BNPB)

PEWARTA.CO.ID - Peristiwa longsor kembali terjadi di area tambang Galian C Gunung Kuda, yang terletak di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Kejadian tragis ini berlangsung pada Jumat, 30 Mei 2025 dan menyebabkan 20 orang menjadi korban.

Berdasarkan data terkini dari tim penyelamat, enam orang berhasil diselamatkan, sementara 14 korban lainnya dinyatakan meninggal dunia.

"Update sampai dengan pukul 19.30 WIB, total korban 20 orang dengan rincian selamat enam orang dan korban meninggal dunia 14 orang," ujar Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, Jumat (30/5/2025).

Korban longsor dirawat di dua rumah sakit Cirebon

Korban longsor Gunung Kuda, baik yang selamat maupun yang meninggal dunia, telah dievakuasi ke dua rumah sakit berbeda, yaitu RS Arjawinangun Cirebon dan RS Sumber Hurip Cirebon.

"Dari enam korban selamat, empat orang berada di RS Arjawinangun Cirebon dan dua orang berada di RS Sumber Hurip Cirebon," lanjut Ade Dian.

Sementara itu, dari total korban meninggal dunia, sebanyak 13 jenazah berada di RS Arjawinangun, dan satu orang di RS Sumber Hurip.

Daftar identitas korban selamat longsor Gunung Kuda

Berikut ini adalah daftar lengkap enam orang korban yang berhasil selamat dan saat ini masih mendapatkan perawatan intensif:

Korban selamat di RS Arjawinangun Cirebon:

1. Efan Herdiansyah – Warga Pabedilan
2. Aji – Berasal dari Beberan
3. Safitri – Domisili Kertajati, Kabupaten Majalengka
4. Kurnoto – Tinggal di Desa Beberan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon

Korban selamat di RS Sumber Hurip Cirebon:

1. Reni – Warga Blok Jumat, Kelurahan Bantar Jati, Majalengka
2. Abdurohim – Warga Kertajati, Majalengka

Hingga Jumat malam, tim SAR gabungan masih terus melakukan upaya penyisiran dan pencarian di lokasi kejadian.

Proses evakuasi berlangsung dalam kondisi medan yang berat dan cuaca yang kurang bersahabat.

Musibah ini menyoroti kembali persoalan keselamatan kerja di lokasi tambang dan perlunya pengawasan ketat terhadap aktivitas penambangan di daerah rawan longsor seperti Gunung Kuda.