Redaksi Pewarta.co.id
Rabu, Juni 18, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
 |
| Dok. Manchester United. (manutd.com) |
PEWARTA.CO.ID — Manchester United mungkin tengah menjalani salah satu musim terburuk mereka dalam sejarah Premier League, namun manajemen klub tak tinggal diam.
Setelah finis di peringkat ke-15 pada musim 2024/2025, klub berjuluk Setan Merah tersebut kini tengah menyusun rencana besar yang dinamakan ‘Project 150’ sebagai peta jalan menuju kebangkitan.
CEO Manchester United, Omar Berrada, memaparkan bahwa Project 150 dirancang sebagai strategi jangka panjang untuk membawa MU kembali merajai Inggris—tepat saat klub merayakan hari jadinya yang ke-150 pada tahun 2028.
“Proyek 150 adalah ide yang sangat sederhana. Kami akan merayakan ulang tahun ke-150 kami pada bulan Juni 2028, sebuah tonggak penting dalam sejarah klub,” ujar Berrada dikutip dari The Mirror.
“Ini adalah cara untuk menetapkan periode waktu tertentu di mana kami akan memfokuskan upaya kami untuk mencapai tujuan tertentu,” lanjutnya.
Musim penuh luka jadi titik awal perubahan
Musim 2024/2025 benar-benar menjadi noda besar dalam sejarah panjang Manchester United. Selain tercecer di papan bawah liga, MU juga gagal total di Carabao Cup dan FA Cup, serta harus puas sebagai runner-up di Liga Europa. Akibatnya, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, MU absen di seluruh kompetisi Eropa musim depan.
Namun bagi Berrada, kegagalan ini justru menjadi momen yang membuka jalan untuk pembenahan total. Ia meyakini bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Manchester United akan kembali menjadi pesaing utama di Premier League.
“Saya sangat yakin bahwa kami dapat melakukannya. Kami memiliki dua atau tiga jendela musim panas untuk membangun tim untuk mulai bersaing memenangkan Premier League,” ucapnya penuh optimisme.
Pilar kebangkitan: Pelatih, transfer, dan stabilitas
Dalam Project 150, tiga komponen utama jadi fokus utama: menunjuk pelatih yang tepat, memperkuat tim lewat transfer pemain yang efisien, serta menjaga kestabilan keuangan dan struktur klub.
Salah satu langkah strategis adalah menunjuk Ruben Amorim sebagai pelatih utama. Meski kehadirannya sempat menuai tanda tanya, terutama karena gaya mainnya yang menggunakan formasi 3-4-3 belum cocok dengan materi pemain saat ini, manajemen tetap percaya ia adalah sosok ideal untuk membangun masa depan tim.
“Kami sadar bahwa mendatangkan Ruben di tengah musim akan sangat sulit,” kata Berrada.
“Kami melihatnya sebagai investasi untuk musim berikutnya, karena kami akan memberi waktu kepada Ruben untuk mengenal skuad, klub, dan Premier League,” jelas mantan petinggi City Football Group tersebut.
Misi jangka panjang: Sabar dan konsisten
Transformasi Manchester United di bawah Project 150 tidak hanya berbicara tentang taktik dan perekrutan pemain. Ini adalah gerakan besar yang membutuhkan kesabaran, komitmen jangka panjang, dan keberanian mengambil keputusan fundamental.
Warisan pemain dari era Erik ten Hag dinilai belum sepenuhnya sejalan dengan filosofi baru Amorim. Maka dari itu, rekonstruksi tidak bisa dilakukan dalam semalam.
“Kami memiliki peta jalan yang sangat jelas. Tidak ada jaminan kesuksesan dalam waktu singkat. Tapi jika kami konsisten, kami yakin bisa sampai di sana,” tegas Berrada.
Bukan sekadar slogan, tapi panggilan aksi
Project 150 bukanlah proyek kosmetik untuk menyenangkan pendukung. Ini adalah deklarasi komitmen bahwa Manchester United ingin kembali menjadi kekuatan yang ditakuti—bukan hanya di Inggris, tetapi juga di kancah Eropa.
Di tengah era sepak bola modern yang didominasi hasil instan, pendekatan MU melalui Project 150 justru berlawanan arah: perlahan namun pasti. Apakah strategi ini akan berhasil membawa mereka mengangkat trofi Liga Inggris ke-21 pada musim 2027/2028?
Satu hal yang pasti, rencana besar sudah dimulai. Kini tinggal menunggu apakah tekad dan proses panjang itu akan benar-benar terbayar manis di tahun emas klub, 2028.
