Nimas Taurina
Rabu, Juni 11, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
Pewarta.Co.ID - Timnas Indonesia harus menelan kekalahan pahit usai dibantai Jepang dengan skor telak 0-6 dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Suita, Prefektur Osaka, pada Selasa, 10 Juni 2025, menunjukkan betapa jauhnya jarak kualitas antara kedua tim.
Skuad Garuda datang dengan semangat tinggi setelah mencatatkan performa positif di pertandingan sebelumnya.
Namun, kali ini mereka harus menghadapi kenyataan pahit ketika menghadapi salah satu kekuatan utama sepak bola Asia.
Jepang, yang kini menempati peringkat ke-15 dalam ranking FIFA, tampil begitu dominan sepanjang laga.
Tim berjuluk Samurai Biru tersebut tidak memberi sedikit pun ruang bagi Indonesia untuk mengembangkan permainan.
Statistik mencatat, Jepang melepaskan 22 tembakan ke arah gawang, sementara Indonesia tidak sekalipun mampu menciptakan peluang tembakan sepanjang 90 menit.
Pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengakui keunggulan mutlak yang dimiliki lawannya. Ia menyebut kekalahan tersebut sebagai realita yang harus diterima sekaligus menjadi pelajaran penting bagi skuad asuhannya.
"Jepang terlalu besar bagi kami," ujar Kluivert kepada media usai pertandingan, Rabu (11/6/2025).
"Kita harus mengakuinya dan terus maju," tambahnya.
Pelatih asal Belanda itu menekankan pentingnya memetik hikmah dari kekalahan ini.
Ia menilai bahwa, meskipun hasilnya menyakitkan, pertandingan melawan tim sekelas Jepang adalah momen penting dalam proses pembelajaran, baik bagi dirinya sebagai pelatih, maupun bagi para pemain timnas.
"Kami perlu belajar dari situasi ini. Saya pikir ini adalah momen pembelajaran yang sangat penting secara individu dan sebagai tim," kata Kluivert.
"Mereka pantas menang. Kami kurang beruntung dengan skornya," tegasnya.
Hasil ini menjadi pukulan telak bagi Indonesia, yang sebelumnya berhasil mencatatkan hasil cukup impresif di fase grup.
Harapan publik terhadap kiprah timnas di bawah arahan Kluivert sempat meningkat, namun kekalahan besar ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Meski begitu, Kluivert berharap anak asuhnya tidak larut dalam kekecewaan dan mampu mengambil sisi positif dari pengalaman tersebut.
"Kami harus tetap fokus pada perjalanan kami. Ini bukan akhir segalanya," tutupnya.(*)