Petani dan Peternak Kini Lebih Diuntungkan Gunakan Listrik daripada BBM, Ini Alasannya

6 days ago 16

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Selasa, Mei 27, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Petani dan Peternak Kini Lebih Diuntungkan Gunakan Listrik daripada BBM, Ini Alasannya
Petani dan Peternak Kini Lebih Diuntungkan Gunakan Listrik daripada BBM, Ini Alasannya. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Transformasi besar tengah berlangsung di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan Indonesia.

Melalui program electrifying agriculture atau elektrifikasi pertanian, petani dan peternak mulai merasakan dampak nyata dari pemanfaatan energi listrik sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) dalam berbagai aktivitas produksi.

Upaya ini dinilai lebih efisien, ramah lingkungan, serta mendukung pertumbuhan usaha tani secara modern dan berkelanjutan.

Konsep elektrifikasi pertanian bukan sekadar penggantian sumber energi, melainkan bagian dari strategi nasional dalam menghadapi tantangan krisis iklim, fluktuasi harga energi fosil, dan tuntutan peningkatan produktivitas pangan.

Dengan mengandalkan listrik, sektor pertanian kini bergerak ke arah mekanisasi dan digitalisasi, membuka peluang efisiensi biaya sekaligus inovasi teknologi di lapangan.

“Elektrifikasi agriculture adalah bentuk transformasi dalam memajukan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan nasional, terutama di tengah tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga bahan bakar,” ujar Ekonom Defiyan Cori, Senin (26/5/2025).

Listrik vs BBM: Mana Yang Lebih Efisien?

Selama bertahun-tahun, mayoritas petani di Indonesia masih mengandalkan alat berat dan mesin berbahan bakar solar atau bensin untuk kebutuhan irigasi, penggilingan hasil panen, hingga pengangkutan.

Namun, seiring melonjaknya harga BBM dan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, listrik kini menjadi alternatif yang lebih menjanjikan.

Menurut Defiyan Cori, beralih ke listrik memberikan banyak keuntungan secara ekonomi.

Tarif listrik dinilai lebih stabil dan murah, sehingga memungkinkan petani untuk menekan biaya produksi secara signifikan.

“Dengan demikian, penghematan tersebut dapat dialokasikan pada operasional lainnya sehingga produktivitas dapat meningkat,” katanya.

Sebagai contoh, penggunaan pompa air listrik untuk irigasi sawah dapat memangkas biaya energi harian secara drastis dibandingkan dengan pompa berbahan bakar fosil.

Begitu pula dengan traktor listrik dan cold storage (ruang penyimpanan dingin) berbasis listrik yang dapat mengurangi konsumsi BBM dan memperpanjang masa simpan hasil panen.

“Electrifying agriculture menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Cukup dengan beralih ke pompa air listrik, traktor listrik, atau cold storage berbasis listrik, biaya bisa ditekan secara signifikan,” kata Defiyan.

Mendukung pertanian modern dan smart farming

Penerapan elektrifikasi tak hanya berhenti pada efisiensi biaya.

Teknologi ini membuka jalan bagi pengembangan smart farming sistem pertanian cerdas berbasis teknologi informasi dan otomasi.

Dengan jaringan listrik yang andal, petani kini dapat menggunakan sensor, sistem irigasi otomatis, serta perangkat pemantauan yang mendukung produktivitas dan kualitas hasil tani secara real-time.

“Dengan smart farming, jaringan listrik akan lebih efisien untuk mengairi sawah dengan mesin pompa air, memberantas hama dengan lampu penjebak, serta mengatur suhu ruangan ternak dan lahan yang memerlukan pengawasan intensif,” jelas Defiyan.

Transformasi ini penting untuk menarik minat generasi muda terlibat di sektor pertanian yang selama ini dianggap kurang menjanjikan.

Dengan digitalisasi dan pemanfaatan energi bersih, kegiatan bertani kini bisa dilakukan dengan lebih terukur, efektif, dan bernilai tambah tinggi.

Ramah lingkungan dan berkelanjutan

Salah satu keunggulan utama dari elektrifikasi adalah dampaknya terhadap lingkungan.

Mesin berbasis listrik cenderung menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan peralatan berbahan bakar fosil.

Selain itu, suara yang dihasilkan lebih tenang dan perawatannya pun relatif lebih mudah.

“Peralatan listrik umumnya lebih mudah dirawat, tidak bising, dan menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah,” tambah Defiyan.

Hal ini mendukung upaya nasional dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dan menjaga kualitas udara serta ekosistem di sekitar lahan pertanian dan peternakan.

Lebih dari itu, penggunaan energi bersih juga memperkuat citra produk pertanian Indonesia di mata pasar global yang semakin memperhatikan isu keberlanjutan (sustainability).

Pertumbuhan signifikan program Electrifying Agriculture

Data dari PLN menunjukkan bahwa minat terhadap program Electrifying Agriculture terus meningkat setiap tahunnya.

Hingga akhir 2024, tercatat sebanyak 300.535 pelanggan telah memanfaatkan program ini, naik signifikan dari 246.996 pelanggan pada tahun sebelumnya.

Artinya, terdapat peningkatan sebesar 53.539 pelanggan dalam satu tahun.

Daya listrik yang tersambung dalam program EA selama 2024 mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA), dengan total konsumsi listrik sebesar 6,17 Terawatt hour (TWh).

Capaian ini mendorong peningkatan penjualan listrik untuk pelanggan EA sebesar 10,15%, disertai pertumbuhan pendapatan sebesar 9,35% secara tahunan (year-on-year).

Angka-angka ini menjadi bukti bahwa elektrifikasi bukan sekadar wacana, melainkan sudah menjadi kebutuhan nyata bagi petani dan peternak di seluruh Indonesia.

Ke depan, program ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak daerah terpencil dan meningkatkan daya saing sektor pertanian nasional.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |