Nimas Taurina
Rabu, Mei 21, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
PEWARTA.CO.ID - Tim nasional tenis putri Indonesia berhasil mempertahankan eksistensinya di ajang kualifikasi zona 1 Asia/Oceania Piala Billie Jean King Junior 2024 setelah menyelesaikan pertandingan dengan menduduki peringkat ke- 13 dari 16 tim peserta. Keberhasilan ini membuat skuad muda tanah air lolos dari ancaman degradasi.
Turnamen yang berlangsung hingga Sabtu (17/5/2025) di Shymkent, Kazakhstan, mempertemukan negara-negara kuat dalam kompetisi beregu tenis putri usia junior. Sebelumnya dikenal dengan nama Piala Fed Junior, ajang ini menjadi ajang penting bagi pembinaan petenis muda berbakat dunia.
Tim Indonesia yang diperkuat oleh Quirena Trea Assyifa, Khansa Putri Raga, dan Calista Rosiana, tergabung dalam Grup 2 bersama Jepang, Taiwan, dan Malaysia. Sayangnya, langkah awal tim merah putih diwarnai kekalahan telak dari dua negara kuat.
Indonesia harus mengakui keunggulan Jepang dengan skor 0-3, dan kembali tumbang dari Taiwan dengan skor yang sama. Namun, harapan kembali muncul saat mereka sukses mengalahkan Malaysia 2-1 dalam laga terakhir fase grup.
Hasil tersebut membuat Indonesia tak bisa melaju ke delapan besar dan harus bertarung di babak klasifikasi untuk posisi 9-16.
Perjuangan berlanjut di babak klasifikasi. Meski sempat kembali kalah dari Hong Kong 0-3, semangat tim muda Indonesia belum padam. Mereka menunjukkan ketangguhan dengan mengamankan kemenangan atas Filipina dan Iran, masing-masing dengan skor 2-1.
"Alhamdulillah tim nasional putri berhasil lolos degradasi," ujar kapten tim Indonesia, Irawati Moerid, dalam keterangan resminya, Rabu (21/5).
Menurut Irawati, hasil ini patut disyukuri mengingat tantangan besar yang dihadapi para pemain, terutama kurangnya jam terbang dan pengalaman bertanding di lapangan tanah liat – jenis lapangan yang digunakan dalam kejuaraan ini.
"Kami butuh banyak jam terbang karena pemain-pemain kita rata-rata belum memiliki pengalaman yang cukup di lapangan tanah liat," ungkap Irawati yang akrab disapa Ira.
Ira menyoroti ketimpangan dalam fasilitas pelatihan di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia dan Oseania. Ia menyebut keterbatasan lapangan tanah liat serta lambatnya proses regenerasi sebagai faktor penghambat prestasi tenis junior nasional.
"Kita ketinggalan jauh dalam hal pemerataan dan pelapis antar generasi," tambahnya.
Ira juga menyoroti bagaimana negara-negara yang dulunya kurang diperhitungkan, kini menunjukkan kemajuan signifikan. Salah satu contohnya adalah Taiwan, yang secara mengejutkan berhasil mengalahkan Australia 2-0 di partai final turnamen ini.
Hal ini menunjukkan bahwa peta kekuatan tenis junior di kawasan Asia dan Oseania semakin kompetitif. Jika Indonesia tidak segera berbenah, potensi untuk tertinggal makin besar.
Piala Billie Jean King Junior dikenal sebagai salah satu turnamen paling bergengsi untuk pemain muda putri. Ajang ini pernah menjadi titik awal karier para bintang dunia seperti Iga Swiatek, juara Grand Slam asal Polandia, yang memperkuat negaranya di ajang ini saat masih junior.
Keikutsertaan Indonesia dalam turnamen ini, meskipun belum menembus papan atas, tetap menjadi peluang penting untuk membina generasi penerus tenis putri nasional.